Selasa, 17 November 2015

Diri dan Industri

Menjadi bagian dari industri, mengindustrikan diri, atau mendirikan industri..., it's a choice...
Silahkan dipilih... :)

Bicara tentang industri, apalagi industri jasa desain memang akan selalu jd konflik pribadi sepertinya.. :)
Di satu sisi seorang arsitek menginginkan tampil dengan idealismenya.., namun di sisi lain, industri membutuhkan hal hal yg lebih nyata..., lebih terukur dan lebih mydah dipertanggungjawabkan..
Pastinya ini menjadi tantangan tersendiri bagi arsitek arsitek dan desainer desainer muda, kalau tidak bisa dibilang ke-kaget-an...
Di dunia arsitek independen, kreasi bentuk apapun akan diapresiasi penuh tanpa cacatan..., namun..., di dunia industri arsitektur..., kreasi harus dibarengi dengan kemampuan realisasi di dunia realitas yang penuh angka dan kepentingan....
Maka dimanakah arsitek profesional akan berdiri...?
It's our choice....
Dunia industri menuntut arsitek mampu merespon keinginan pasar..., namun juga menuntut sikap profesionalitas pribadi...
Dunia kreatif menuntut arsitek sebagai desainer kreatif dan inovatif...
Sementara ranah pribadi seorang arsitek pasti memiliki idealisme sendiri..
Untuk itu diperlukan arsitek yang mampu merespon keinginan pasar, namun mampu menyelipkan idealisme, keunikan, inovasi dan kreatifitas di dalamnya tanpa dapat di-cacat...
Tugas yang sulit, tp mungkin inilah jawabannya.., beberapa arsitek profesional saat ini sdh mampu melakukannya.., dibutuhkan keberanian..., dibutuhkan kemampuan dan keinginan untuk terus belajar...

Lihat, dengar, baca, rasakan...

Mungkin ini yang kita, para arsiteka harus lakukan.. Terus.. Terus... Latih... Latih...
Ulangi... Lakukan... Terus...

Mari..

Jumat, 17 Februari 2012

Architecture is A Journey

"Architecture is A Journey"
Rangkaian kata ini saya dengar sewaktu perkuliahan dulu dan sampai sekarang masih tertanam di dalam benak saya... ya, betapa tidak.. indah sekali rasanya kehidupan ini kalau arsitektur (yang notabene sebuah bangunan, benda mati) bisa menjadi sebuah perjalanan, bisa turut hidup.. :)
saat itu kekaguman saya pada pernyataan itupun berbuah pada pertanyaan hidup seperti apa..? perjalanan seperti apa..? benarkah..?
dan sejak itu di perkuliahan-perkuliahan berikutnya, di tugas-tugas berikutnya, saya mencari dan menggali bentuk konkrit dari "A Journey" itu..
setiap saat, setiap saya dihadapkan pada sebuah karya arsitektur, saya menyempatkan diri untuk berhenti sesaat, menatap, melihat, mengintip.. dan saya pun mulai menulis journal kecil saya..
1.., 2.., 3... dan seterusnya saya masih belum menemukan esensinya, saya mulai meragukan, apakah ini karna kesalahan saya memilih karya arsitektur untuk dieksplorasi atau sang arsitek memang belum 'berhasil' kenaifan saya mencari pembenaran diri sendiri...
rasa penasaran membuat saya cukup rajin ke perpustakaan, mencari buku yang dapat menjelaskan, dan... bingo! saya emnemukan satu kata kunci baru, "feel" merasakan... ya, itu yang kurang, selama ini saya belum merasakan.., atau mungkin cenderung mengabaikan 'merasakan' itu. ya... bukan karya arsitekturnya yang salah.., tapi cara saya menginterpretasikannya yang salah... arsitektur tidak seharusnya hanya untuk dilihat, ditilik, ditatap, atau diintip..
Arsitektur harus dirasakan...!
barulah kita akan merasakan sebuah perjalanan disana.. "A Journey...."
dan kini saya menyempurnakan pernyataan itu di benak saya.. "Architecture is A Journey and Another Experience..."


let's feel the experience.....


Arsitektur gereja gothic. Bentuk dan tingginya plafond pada bangunan gereja gothic memberikan perasaan akan keesaan dan kebesaran Tuhan. Begitu memasuki interior bangunan gereja ini kita akan langsung mengalami perjalanan seakan kita benar-benar berada di rumah Tuhan yang maha besar.. seakan-akan sedikit saja melakukan kesalahan, kita akan langsung diberi hukuman.


 ...Selanjutnya arsitektur masjid...
Ini adalah masjid Kota Baru Parahyangan karya Ridwan Kamil, arsitek muda berbakat yang sudah menelurkan banyak sekali karya Arsitektur yang menurut saya cukup spektakuler dan terkonsep.
Begitu melihat bangunan masjid yang agak keluar dari pakem masjid pada umumnya ini segera kita akan merasa takjub, namun nyaman... familiar, tidak mengkungkung dan mengekang, dengan tetap memperlihatkan kebesaran Tuhan dengan bangunannya yang besar dan kotak.
Begitu memasuki interior koridornya, rasa dan pikiran kita langsung terbawa menjadi hanya ada Tuhan dan kita disana. ruang besar yang plong, namun di ujung koridor terdapat  lubang angin yang berukir nama Tuhan yang apabila ditimpa sinar matahari akan terasa seperti sinar Tuhan dengan segenap kekuatan-Nya menerangi jalan hambaNya yang teguh memegang imannya.


 Arsitektur masjid selanjutnya adalah Masjid Agung Jawa Tengah dirancang oleh tim arsitek handal dari Jawa Tengah, disebut sebagai masjid terbesar di asia tenggara. yang menarik adalah formasi lampu pada ruang sholat yang menyerupai orbit bintang yang mengelilingi matahari, sehingga shalat di ruang tersebut seperti shalat di alam terbuka, di bawah bintang bintang dan kekuatan alam semesta.


Kemudian kita menjelajah ke art museum. Lihatlah 2 gambar art museum berikut, apa yang sahabat rasakan..? yang saya rasakan adalah spektakuler... sangat artistic, sangat pas dengan fungsinya sebagai art museum.

 Denver Art Museum karya Arsitek Daniel Libeskind
dan Guggenheim Art Museum karya Frank O Gehry

Pengalaman rasa dan penjelajahan yang dirasakan oleh masing-masing orang akan berbeda beda, sehingga bisa saja apa yang sahabat rasakan saat melihat dan menjelajah karya-karya arsitektur diatas tidak sama seperti yang saya rasakan, itu wajar saja. Namun keberhasilan arsitek dalam membuat konsep karyanya adalah apabila penikmat atau pengunjung mampu merasakan hal yang sama sesuai dengan yang diinginkannya.
Jadi.., selamat mengalami pengalaman berharga.. ;)



Rabu, 18 Januari 2012

Architecture and Design

Bicara tentang desain dan arsitektur, timbul satu pertanyaan di benak saya, dapatkah dua hal tersebut dipisahkan..?
Sejauh ini saya merasa sangsi bahwa dua hal tersebut bisa untuk dipisahkan. arsitektur adalah desain itu sendiri. namun desain memang bukan semata arsitektur. desain mencakup berbagai hal. bahkan saat anda membuat sesuatu yang baru, apapun itu, bahkan mungkin hanya sebuah huruf atau bahkan sepiring nasi goreng yang benar benar baru, maka anda baru saja men-'desain' sesuatu.
menurut saya, desain tidak pernah punya batas, dan tidak harus diberi batas. desain secara luas dan meluas bisa berupa apa saja dan berbentuk apa saja yang "baru" dan brand new.
yup.. itu menurut saya..
bagaimana menurut anda..?
boleh saja berbeda...
karna itulah hidup dan itulah keindahan kehidupan...

terimakasih..
salam desain!
:)