Project ini dibuat tahun 2005 sebagai sebuah tugas akhir dari kuliah arsitektur pada jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Sejak awal tahun 2004, pemerintah kota Surakarta telah merencanakan untuk menata ulang Taman Satwa Taru Jurug untuk menjadi Taman Wisata sekaligus taman kota yang juga berfungsi sebagai paru-paru kota.
Dari kebijakan ini kemudian arsitek mencoba mengembangkan konsep sebuah taman wisata yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat konservasi tanaman dan satwa baik yang dilindungi maupun tidak, tapi sekaligus juga sebagai tempat tujuan wisata bagi masyarakat kota Surakarta dan sekitarnya.
Untuk itu arsitek kemudian mengembangkan konsep fungsi Taman Wisata Jurug menjadi:
1. Taman Rekreasi Keluarga
2. Taman Konservasi Satwa Taru
3. Taman Edukasi
4. Taman Kota
5. Paru-paru Kota
disamping 5 fungsi tersebut Taman Wisata Jurug juga dikembangkan sebagai pusat tujuan wisata kota Solo, mengingat lokasi Taman Jurug berada tepat pada gerbang masuk kota Solo dari arah timur yang sekaligus merupakan salah satu jalur perlintasan utama pulau Jawa. Lokasi Taman Jurug yang berada di tepi Sungai Bengawan Solo juga merupakan kekuatan melihat Sungai Bengawan Solo sendiri menyimpan begitu banyak sejarah peradaban Manusia Jawa.
Penataan Kembali Taman Wisata Jurug dipersiapkan untuk kedepannya dapat sekaligus mendukung pengembangan wisata Bengawan Solo secara utuh.
Project ini kemudian dikembangkan kembali oleh arsitek pada tahun 2011 yang meluas tidak hanya pada Taman Wisata Jurug, sekaligus pengembangan Wisata Sungai Bengawan Solo dengan konsep Wisata Budaya Bahari.